Jangan menilai buku dari sampulnya

Mungkin anda semua sudah sangat sering mendengar pepatah diatas. Pepatah yang memberi arti bahwa kita jangan hanya menilai seseorang dari fisiknya saja atau hanya dari penampilannya saja. Memang, penampilan manusia tak jarang sangat menipu bagi kita. Seringkali seseorang dengan penampilan yang kurang meyakinkan namun justru memiliki keampuan yang di luar dugaan kita. Bahkan tak jarang pula seseorang dengan penampilan yang begitu mengesankan malah membuat kita kecewa dan sakit hati.

Hal diatas pulalah yang membuat saya tergelitik untuk menulis kiriman ini. Selama 27 tahun hidup saya, saya telah mengenal puluhan, ratusan atau bahkan ribuan orang. Semuanya pasti memiliki penilaian sendiri di kepala saya. Silih berganti mereka mengisi kehidupan saya. Mulai dari orang tua, saudara, kerabat, teman bahkan orang-orang yang (maaf) sedikit agak berseberangan pendapat dengan saya secara langsung ataupun tidak, sadar atau tidak otak saya akan menilai kepribadian mereka berdasarkan stimulus yang saya terima sehingga otak saya bisa memiliki persepsi sendiri-sendiri terhadap mereka. Namun tak jarang pula ternyata otak saya salah mempersepsikan stimulus yang ada, karena stimulus yang saya terima hanya berupa gambaran penglihatan mata yang sekilas tadi.

Saya ambil contoh seseorang yang belakangan ini sangat menginspirasi saya. Muda, belum terlalu tua, tetapi telah memiliki kemapanan finansial yang mungkin orang lain jarang menikmatinya di usia beliau saat ini. Awal mula saya mengenalnya, saya mempersepsikan bahwa beliau seorang pribadi yang kurang bertanggung jawab, asal-asalan dan tidak peduli terhadap seseorang yang berada di sekitarnya. Namun penilaian tersebut berbalik 1800 saat saya mengenalnya lebih dekat. Saat ini saya begitu terinspirasi untuk bisa seperti beliau saat usia saya nanti seperti beliau.

Kemapanan finansial yang beliau dapatkan saat ini merupakan hasil kerja keras yang dilakukan bertahun-tahun sebelumnya. Saya berpikir bahwa sebuah usaha takkan berhasil jika dilakukan oleh orang yang tak bertanggung jawab, asal-asalan dan tak peduli dengan orang sekitar. Saya banyak bertemu dengan seseorang beberapa adalah teman dan kerabat yang memiliki kekayaan melimpah dari orang tua namun karena mereka orang yang kurang bertanggung jawab, maka tak sedikit dari mereka yang gulung tikar dan bangkrut. Apalagi mereka yang menjalankan bisnis secara asal-asalan bukan berkembang malah jungkir-balik yang mereka dapatkan.

Kembali kepada pribadi yang saya ceritakan tadi, pada awal persepsi di otak saya, saya telah salah melihat. Kenyataan yang saya dapatkan sekarang justru saya sangat ingin belajar banyak dari beliau, sangat bertolak belakang dengan penilaian saya setahun yang lalu saat saya belum sepenuhnya mengenal beliau.

Sekali lagi, kita tidak bisa menilai dari pertemuan sepintas kita dengan seseorang, butuh waktu untuk bisa mengetahui siapa sebenarnya dan seperti apa kepribadiannya. Kita tidak bisa menilai isi sebuah buku tanpa terlebih dulu kita membaca dan melihat isinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *