Filosofi Permainan Tradisional 3 Jari (Tahta, Harta, Wanita)

Sewaktu Saya kecil saya sering diajak oleh teman saya untuk memainkan permainan tradisional yang satu ini. Cara mainnya sangat sederhana, tinggal mengepalkan tangan lalu membuka 3 jari yaitu ibujari, telunjuk dan kelingking. Kemudian, orang pertama akan memilih menyentuh salah satu jari yang terbuka bergantian, dimana setiap jari yang tersentuh harus menutup hingga masing-masing pemain akan memiliki 1 jari yang masih terbuka. Menang kalah ditentukan oleh jari apa yang masih terbuka, dimana Ibujari akan menang jika melaman telunjuk, namun kalah oleh jari kelingkin. Jari telunjuk akan menang oleh jari kelingking namun kalah oleh ibujari. Jari kelingking menang terhadap ibu jari namun kalah oleh jari telunjuk.

Cukup sederhana, namun pemain yang pertama melakukan sentuhan harus memiliki strategi agar pemain kedua tidak punya pilihan kecuali unutk membuat permainan seimbang atau kalah. Perminan akan dianggap imbang jika jari yang tersisa adalah jari yang sama.Walau permainan ini cukup sederhana, namun ternyata meiliki sebuah filosofi yang baru belakangan saya ketahui. Ketiga jari tersebut melambangkan 3 buah hal keduniaan yang selama ini dikejar oleh hampir semua manusia didunia. Yaitu, Tahta, Harta dan Wanita. Ibujari yang biasanya merupakan jari paling besar diantar lima jari yang kita miliki melambangkan sebuah kekuasaan atau tahta, simbol dari seseorang yang berkuasa. Jari telunjuk melambangkan seorang yang memiliki banyak harta dan jari kelingking yang terkenal sebagai jari paling cantik melambangkan keanggunan dari seorang wanita.

Anda pasti sudah bisa menebak, Ya! Seorang penguasa pasti akan takluk dihadapan seorang wanita. Wanita terkenal sebagai sosok yang dapat mempengaruhi jalan pikiran seorang lelaki. Bahkan sebuah pepatah mengatakan, dibelakang laki-laki yang hebat pasti terdapat sosok perempuan yang hebat pula. Namun tak jarang pula dibalik penguasa yang zalim terdapat wanita yang jahat pula. Sebaliknya, seorang wanita akan sangat mudah terpedaya oleh harta yang banyak, meski tidak semua wanita seperti ini, namun sebagian besar wanita akan lebih memilih seorang laki-laki yang lebih mapan untuk menjadi pendamping hidupnya. akan tetapi, seorang yang kaya akan sangat tergantung dari kekuasaan seorang penguasa. Penguasa akan sangat menentukan kelangsungan hidup si kaya, bahkan penguasa bisa menyebabkan si kaya menjadi miskin dengan segala kebijakan yang bisa dia berlakukan.

Tiga hal tersebut layaknya sebuah lingkaran yang saling mengalahkan atau bisa juga saling menguatkan tergantung siapa pelakunya. Ya, mirip permainan sederhana diatas, siapapun pelakukan bisa jadi pemenang, baik penguasa, wanita, maupun harta bisa saling mengalahkan. Ya itulah filosofi dibalik permainan sederhana yang mungkin diantara anda sekalian sering memainkannya sewaktu kecil dulu. Salam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *