G Suite Secure LDAP, Freeradius dan WPA2-Enterprise (Multiple baseDN)

Tentang G Suite Secure LDAP atau Google Cloud Identity

Kurang lebih sebulan yang lalu tepatnya 26 November 2018, Google merilis fitur Secure LDAP untuk pengguna G Suite Enterprise, G Suite Enterprise for Education, G Suite for Education dan Cloud Identity Premium editions. Kebetulan di tempat saya bekerja , kami juga mengunakan layanan G Suite for Education. Layanan Secure LDAP ini sangat dibutuhkan untuk untuk sentralisasi data pengguna terutama bagi instansi dengan jumlah user yang banyak seperti sekolah dan perguruan tinggi.

Kali ini saya mencoba memanfaatkan Secure LDAP dari G Suite ini sebagai sumber data pengguna yang berhak mengakses jaringan WLAN. Service yang kami gunakan adalah Freeradius sebagai radius server bagi akses poin. Nantinya, semua pengguna yang memiliki akun G Suite dengan domain yang kami miliki akan memiliki izin mengakses jaringan WLAN dengan login menggunakan WPA2-Enterprise 802.1x-EAP dengan metode TTLS dan PAP.

Continue reading

Cara Mengetahui Apakah Kita Terkena Transparent DNS oleh ISP

Transparent DNS adalah upaya untuk memaksa client menggunakan DNS yang telah disediakan oleh ISP. Dengan memaksa client menggunakan DNS ISP maka ISP dapat dengan mudah melakukan sensoring dengan mengalihkan resolving domain yang terkena sensor. ISP dapat dengan mudah melakukan redirect terhadap domain-domain yang di sensor menuju halaman peringatan maupun halaman sensor atau bahkan dengan mudah menyisipkan iklan dalam halaman hasil redirect atau pengalihan tersebut. Jadi, walaupun client mengganti setting DNS menggunakan DNS server lain, ISP akan tetap memaksa trafik query DNS ke server DNS mereka, sehingga alih-alih mendapatkan jawaban dari DNS server yang kita harapkan, justru kita akan mendapatkan jawaban resolve domain dari DNS server ISP.

Untuk mengetahui apakah ISP yang kita gunakan menerapkan Transparent DNS untuk pelanggan mereka, kita dapat melakukan pengecekan menggunakan OPENDNS. Caranya adalah dengan mengganti DNS yang kita gunakan menggunakan DNS dari OPENDNS yaitu prefered DNS server 208.67.222.222 dan alternate 208.67.220.220.

langkah selanjutnya kita buka terminal dan mengetikkan perintah :

 nslookup -type=txt which.opendns.com. 208.67.222.222

Jika ISP anda tidak menerapkan Transparent DNS anda akan mendapatkan hasil seperti ini :

C:\Users\Ndra16>nslookup -type=txt which.opendns.com. 208.67.222.222
Server: resolver1.opendns.com
Address: 208.67.222.222
Non-authoritative answer:
which.opendns.com text =
"7.sin"

Namun jika ISP anda menerapkan Transparent DNS maka hasilnya akan tampak seperti berikut :

C:\Users\Ndra16>nslookup -type=txt which.opendns.com. 208.67.222.222
Server: resolver1.opendns.com
Address: 208.67.222.222
Non-authoritative answer:
which.opendns.com text =
"I am not an OpenDNS resolver."

Membuat Server Dynamic DNS Dan Script Update Pada Mikrotik

Sebagian besar ISP broadband saat ini memberikan IP address dinamik kepada pelanggannya dan kita diharuskan untuk membayar lebih mahal untuk bisa mendapatkan ip statik. Padahal seperti kita ketahui, sangat penting bagi kita untuk mengetahui IP address kita untuk berbagai keperluan seperti melakukan remote maupun web server atau mail server. Hal ini tidak akan menjadi permasalahan manakala kita memiliki IP address statik atau tetap, masalah akan muncul saat IP address tersebut selalu berganti setiap kali koneksi mengalami redial. Tidak mungkin bagi kita mengamati setiap saat ip kita terutama saat kita tidak berada dalam jaringan “rumah” kita.

Sebagai alternatif mengamati perubahan IP address dinamik tersebut, kita membutuhkan service dynamic DNS dimana layanan ini  berfungsi untuk mengupdate IP address terbaru dan menterjemahkan menjadi sebuah alamat host berupa domain atau subdomain. Selanjutnya kita hanya perlu menghapal alamat domain atau subdomain tersebut yang relatif jauh lebih mudah.

Bagi anda yang sudah tidak asing dengan layanan dynamic DNS ini, pasti anda telah mengenal dyndns, no-ip, changeip, afraid & ddns² yang lainnya. Disini saya akan membahas bagaimana membuat sendiri Server Dynamic DNS. Keuntungannya adalah kita bisa menggunakan hostname dengan domain kita sendiri serta berbagai kustomisasi yang jika kita menggunakan layanan free ddns tidak bisa kita dapatkan.

Continue reading

SCRIPT TELNET untuk remote dan merubah setting DNS di MODEM ADSL TP-LINK TD8817

Jadi skenarionya adalah :

Saya melakukan dial Speedy dari modem dengan berbagai alasan. Namun belakangan (setelah jalan sekian puluh tahun :nohope: ) kalau setting DNS server di RB menggunakan DNS Google atau Open DNS sering kali jaringan tidak bisa me-resolve. Namun akan normal jika DNS di setting menggunakan IP MODEM atau DNS milik TELKOM :capedes (kata sesepuh mbah OKUM, mungkin karena ada kebijakan transparent DNS dari telkom, tapi kl DNS servernya di SET di modem kog gak masalah ya???)

Pada penerapan lanjutan script ini bisa digunakan untuk keperluan lain selama kita mengetahui perintah telnetnya. misal untuk reboot modem secara berkala (untuk merubah IP untuk pengguna dynamic IP) atau hal2 lainnya. Disini saya ingin membuat scheduler pake cronjob dimana tiap tengah malem DNS akan dirubah pake DNS Google / OpenDNS kalau pagi pake NAWALAHHHH.

Continue reading

Hotspot Mikrotik dengan User Manager Sebagai Radius Server Eksternal

Mikrotik User Manager

Jika anda semua pengguna Mikrotik dan hotspot sistemnya, anda pasti sudah tak asing dengan paket User Manager (UserMan) yang bisa anda install terpisah jika anda menggunakan Mikrotik dalam bentuk hardware atau yang biasa disebut dengan Routerboard. Namun jika anda pengguna mikrotik yang diinstall pada PC (x86), paket ini bisa anda pilih saat penginstalan awal ataupun bisa anda tambahkan kemudian layaknya pada versi routerboard.

Bagi anda pengguna hotspot mikrotik dengan User Manager sebagai radius server pada routerboard dengan resource rendah seperti seri RB750 atau seperti yang saya pergunakan RB450G, pasti anda tidak asing dengan munculnya catatan status RADIUS accounting request not sent: no response pada logging mikrotik anda. Biasanya hal ini disebabkan oleh terpakainya secara maksimal resource CPU oleh user manager yang anda gunakan. Terlebih jika anda memiki user yang sangat banyak dan online dalam waktu bersamaan. Resource CPU akan terkuras habis untuk firewall, queue, service www untuk login dan user manager sehingga saat hotspot meminta data user kepada UserMan, terjadilah Not Response seperti yang muncul pada logging tersebut diatas.

Continue reading

Easyhotspot OpenSource Hotspot Billing System Racikan Anak Bangsa

Awal perkenalan saya dengan Easyhotspot adalah awal tahun 2010 yang lalu saat seorang  teman meminta tolong untuk dibuatkan server billing untuk hotspot. Kebetulan saya pernah mendownload sebuah distro easyhotspot 0.2 yang saya temukan di sf.net tanpa sengaja. Seorang Rafeequl Rahman Awan yang pertama kali merilis program ini dengan lisensi GRATIS. Dalam deskripsi di sf.net dijelaskan bahwa distro ini merupakan gabungan antara ubuntu, freeradius, mysql, dan chillispot. Terus terang saya waktu itu juga kurang mengerti maksud semuanya, sampai akhirnya saya memutuskan untuk mencobanya.
Easyhotspot merupakan software yang menggabungkan beberapa software opensource lain menjadi satu sehingga kita bisa mendapatkan managemant billing hotspot yang sangat membantu. Mulai dari pengaturan billing plan untuk prepaid (prabayar), dimana kita bisa membuat voucher baik berdasarkan waktu maupun quota pemakaian. Tak hanya prepaid, easyhotspot juga menyediakan menejemen billing postpaid (pasca bayar).
Fasilitas lain yang bisa kita gunakan adalah pembatasan kecepatan download maupun upload berdasarkan billing plan yang kita buat. Continue reading