” Laila & Majnun ” Kisah Cinta Persia Sepanjang Masa

Alkisah, seorang kepala suku Bani Umar di Jazirah Arab memiIiki segala macam yang diinginkan orang, kecuali satu hal bahwa ia tak punya seorang anakpun. Tabib-tabib di desa itu menganjurkan berbagai macam ramuan dan obat, tetapi tidak berhasil. Ketika semua usaha tampak tak berhasil, istrinya menyarankan agar mereka berdua bersujud di hadapan Tuhan dan dengan tulus memohon kepada Allah swt memberikan anugerah kepada mereka berdua. “Mengapa tidak?” jawab sang kepala suku. “Kita telah mencoba berbagai macam cara. Mari, kita coba sekali lagi, tak ada ruginya.”

Mereka pun bersujud kepada Tuhan, sambil berurai air mata dari relung hati mereka yang terluka. “Wahai Segala Kekasih, jangan biarkan pohon kami tak berbuah. Izinkan kami merasakan manisnya menimang anak dalam pelukan kami. Anugerahkan kepada kami tanggung jawab untuk membesarkan seorang manusia yang baik. Berikan kesempatan kepada kami untuk membuat-Mu bangga akan anak kami.”

Tak lama kemudian, doa mereka dikabulkan, dan Tuhan menganugerahi mereka seorang anak laki-laki yang diberi nama Qais. Sang ayah sangat berbahagia, sebab Qais dicintai oleh semua orang. Ia tampan, bermata besar, dan berambut hitam, yang menjadi pusat perhatian dan kekaguman. Sejak awal, Qais telah memperlihatkan kecerdasan dan kemampuan fisik istimewa. Ia punya bakat luar biasa dalam mempelajari seni berperang dan memainkan musik, menggubah syair dan melukis. Continue reading

Filosofi Permainan Tradisional 3 Jari (Tahta, Harta, Wanita)

Sewaktu Saya kecil saya sering diajak oleh teman saya untuk memainkan permainan tradisional yang satu ini. Cara mainnya sangat sederhana, tinggal mengepalkan tangan lalu membuka 3 jari yaitu ibujari, telunjuk dan kelingking. Kemudian, orang pertama akan memilih menyentuh salah satu jari yang terbuka bergantian, dimana setiap jari yang tersentuh harus menutup hingga masing-masing pemain akan memiliki 1 jari yang masih terbuka. Menang kalah ditentukan oleh jari apa yang masih terbuka, dimana Ibujari akan menang jika melaman telunjuk, namun kalah oleh jari kelingkin. Jari telunjuk akan menang oleh jari kelingking namun kalah oleh ibujari. Jari kelingking menang terhadap ibu jari namun kalah oleh jari telunjuk.

Cukup sederhana, namun pemain yang pertama melakukan sentuhan harus memiliki strategi agar pemain kedua tidak punya pilihan kecuali unutk membuat permainan seimbang atau kalah. Perminan akan dianggap imbang jika jari yang tersisa adalah jari yang sama. Continue reading

Hachiko si Anjing yang Setia (Chuken Hachiko)

Hachiko (10 November 1923-8 Maret 1935) adalah seekor anjing jantan jenis Akita Inu kelahiran Odate, Prefektur Akita. Ia terus dikenang sebagai lambang kesetiaan anjing terhadap majikan. Setelah majikannya meninggal, Hachiko terus menunggu majikannya yang tidak kunjung pulang di Stasiun Shibuya, Tokyo.

Julukan baginya adalah Hachiko Anjing yang Setia (Chuken Hachiko). Patung Hachiko di depan Stasiun Shibuya telah menjadi salah satu marka tanah di Shibuya. Sewaktu membuat janji untuk bertemu di Shibuya, orang sering berjanji untuk bertemu di depan patung Hachiko.

Kisah hidup

Lahir 10 November 1923 dari induk bernama Goma-go dan anjing jantan bernama Oshinai-go, namanya sewaktu kecil adalah Hachi. Pemiliknya adalah keluarga Giichi Saito dari kota Odate, Prefektur Akita. Lewat seorang perantara, Hachi dipungut oleh keluarga Ueno yang ingin memelihara anjing jenis Akita Inu. Ia dimasukkan ke dalam anyaman jerami tempat beras sebelum diangkut dengan kereta api yang berangkat dari Stasiun Odate, 14 Januari 1924. Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 jam, Hachi sampai di Stasiun Ueno, Tokyo. Continue reading

Jangan menilai buku dari sampulnya

Mungkin anda semua sudah sangat sering mendengar pepatah diatas. Pepatah yang memberi arti bahwa kita jangan hanya menilai seseorang dari fisiknya saja atau hanya dari penampilannya saja. Memang, penampilan manusia tak jarang sangat menipu bagi kita. Seringkali seseorang dengan penampilan yang kurang meyakinkan namun justru memiliki keampuan yang di luar dugaan kita. Bahkan tak jarang pula seseorang dengan penampilan yang begitu mengesankan malah membuat kita kecewa dan sakit hati.

Hal diatas pulalah yang membuat saya tergelitik untuk menulis kiriman ini. Selama 27 tahun hidup saya, saya telah mengenal puluhan, ratusan atau bahkan ribuan orang. Semuanya pasti memiliki penilaian sendiri di kepala saya. Silih berganti mereka mengisi kehidupan saya. Mulai dari orang tua, saudara, kerabat, teman bahkan orang-orang yang (maaf) sedikit agak berseberangan pendapat dengan saya secara langsung ataupun tidak, sadar atau tidak otak saya akan menilai kepribadian mereka berdasarkan stimulus yang saya terima sehingga otak saya bisa memiliki persepsi sendiri-sendiri terhadap mereka. Namun tak jarang pula ternyata otak saya salah mempersepsikan stimulus yang ada, karena stimulus yang saya terima hanya berupa gambaran penglihatan mata yang sekilas tadi. Continue reading

Menjual Keperawanan

Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima . Sang
petugas satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan
pada wanita
itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu
yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak di pojok.
Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus
dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya
tapi, Continue reading

Pay It Forward

Saat terlintas keraguan apakah mungkin perbuatan baik yang kecil dan
sederhana yang kita lakukan kepada orang lain akan
mampu mempengaruhi kehidupan mereka, mungkin Film “PAY IT FORWARD” bisa
menjadi pendorong
yang memberikan kita semangat untuk selalu tidak jemu-jemu berbuat baik
kepada orang lain.

Kisahnya bercerita tentang seorang anak umur delapan tahun bernama Trevor
yang berpikir jika dia melakukan kebaikan kepada tiga orang disekitarnya,
lalu jika ke tiga orang tersebut meneruskan kebaikan yang mereka terima itu
dengan melakukan kepada tiga orang lainnya dan begitu seterusnya, maka dia
yakin bahwa suatu saat nanti dunia ini akan dipenuhi oleh orang-orang yang
saling mengasihi. Dia menamakan ide tersebut: “PAY IT FORWARD”

Singkat cerita, Trevor memutuskan bahwa tiga orang yang akan menjadi bahan
eksperimen adalah mamanya sendiri (yang menjadi single parent), seorang
pemuda gembel yang selalu dilihatnya dipinggir jalan dan seorang teman
sekelas yang selalu diganggu oleh sekelompok anak-anak nakal.
Continue reading