Aku pernah dapet cerita ini beberapa tahun lalu…
Dalam sejarah, tentara nazi terkenal sebagai tentara yang sangat kejam terhadap tawanan perang yang mereka tangkap. Para tawanan tersebut di karantina di sebuah penjara yang terletak di pinggiran kota berlin.
Pihak Nazi menerapkan shock terapi terhadap para tawanan yang ada dalam penjara tersebut. Tawana yang bersalah didudukkan ditengah ruangan dengan tangan yang terikat dan kepala tertutup kain hitam dan disaksikan oleh semua tahanan yang ada, tawanan tersebut dieksekusi dengan cara memotong nadi tangan dan membiarkan sitahanan tersebut mati secra perlahan karena kehabisan darah. Nazi menekankan kepada semua tawanan bahwa siapapun yang melakukan kesalahan akan menjalani hukuman yang sama.
Shock terapi tersebut memang benar-benar ampuh, para tawanan berpikir jika mereka melakukan kesalahan maka mereka juga akan segera menemui ajal dengan hukuman mati dipotong nadinya.
Suatu ketika salah seorang tawanan melakukan kesalahan dan diputuskan akan menjalani hukuman potong nadi. Maka, dengan disaksikan oleh semua tahanan yang ada, si tawanan tadi didudukkan disebuah kursi yang ada di tengah ruangan dalam keadaan tangan terikat dan kepala ditutup kain hitam…
“waktuku tinggal sebentar lagi..” pikir si tawanan, “tak ada lagi jalan keluar, sebentar lagi aku mati…”. Tubuh sitawanan gemetar…
Tibalah saat hukuman dilakukan…
tangan tawanan tersebut dipegang oleh algojo dan nadi dipotong, namun tidak dengan menggunakan pisau melainkan dengan pecahan es sehingga tangan tawanan tersebut tidak terluka sedikitpun. es pun mencair membasahi tangan tawanan…
anda tahu yang terjadi selanjutnya??
Sitawanan menjadi pucat, dingin, semakin lemah…lemah.. dan akhirnya meninggal tak lama setelah itu…
Lho kog???
Dalam pikiran si tawanan tadi, dia berpikir bahwa nadi tangannya telah terpotong dan air es yang mencair membasahi tangannya dia kira adalah darah yang keluar dari pembuluh darahnya yang terpotong dan dia berpikir bahwa dia telah mati…
itulah yang terjadi, si tawanan berpikir dia telah mati, dan dalam sekejap tubuhnya menjadi pucat, suhu tubuhnya menurun drastis dan akhirnya dia meninggal karena pikirannya sendiri…
Jadi, berhati-hatilah dengan pikiranmu…